UA-96374271-1

SISTEM BILANGAN REAL

March 27, 2017


SELAMAT DATANG DI BLOGNYA MBAH DEWA GAN...
Apa kabarnya hari ini?? 
Disini saya mbah dewa akan memberikan penjelasan tentang apa itu pengertian SISTEM BILANG REAL, pengertian di bawah ini saya ambil dari buku KALKULUS karya Purcell-Verberg. Selamat Menyimak Selamat Belajar :)
SISTEM BILANGAN REAL

Kalkulus disasarkan pada sistem bilangan real dan sifat-sifatnya. Tetapi, apakah bilangan real itu dan apa sifat-sifatnya? Untuk menjawabnya, kita mulai dengan beberapa sistem bilangan yang lebih sederhana.

BILANGAN BULAT dan RASIONAL          Diantara sistem bilangan, yang paling sederhana adalah bilangan-bilangan asli
1, 2, 3, 4, 5, 6, ...
Dengan bilangan ini kita dapat menghitung: jumlah buku-buku kita, teman-teman kita, da uang kita. Jika kita gandengkan negatifnya dan nol, kita memperoleh bilangan-bilangan bulat:
..., -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, ...
Bilamana kita mencoba mengukur panjang, berat, atau tegangan listrik, bilangan-bilangan bulat tidak memadai. Bilangan ini terlalu renggang untuk memberikan ketelitian yang cukup. Kita dituntut juga untuk mempertimbangkan hasil bagi (rasio) dari bilangan-bilangan bulat, yaitu bilangan-bilangan seperti:
¾, -7/8, 21/5, 19/-2, 16/2, dan -17/1
            Perhatikan bahwa kita menyertakan 16/2 dan -17/1 walaupun secara normal kita menuliskannya sebagai 8 dan -17, karena sesuai dengan arti pembagian yang biasa keduannya sama saja. Kita tidak menyertakan 5/0 atau -9/0, karena kedua bilangan ini tidak mungkin didefinisikan. Marilah kita bersepakat untuk seterusya membuang pembagian dengan nol dari buku ini. Bilangan-bilangan yang dapat dituliskan dalam bentuk m/n dengan m dan n adalah bilangan-bilangan bulat dengan n ≠ 0,disebut bilangan-bilangan rasional.
            Apakah bilangan-bilangan rasional berfungsi mengukur semua panjang? Tidak. Fakta mengejutkan ini ditemukan oleh orang Yunani kuno sebelum Masehi. Mereka memperlihatkan bahwa meskipun √2 merupakan panjang sisi miring sebuah segitiga siku-siku dengan sisi 1. Bilangan ini tidak dapat dituliskan sebagai suatu hasil bagi dari dua bilangan bulat. Jadi √2 adalah suatu bilangan irasional. Demikian juga √5, √7, π, dan sekelompok bilangan lain.

BILANGAN-BILANGAN REAL        Tinjaulah himpunan semua bilangan (rasional dan irasional) yang dapat mengukur panjang. Bersama-sama dengan negatifnya dan nol. Bilangan-bilangan ini dinamakan bilangan-bilangan real.
            Bilangan-bilangan ini dapat dipandang sebagai label untuk titik-titik sepanjang sebuah garis mendatar. Disana bilangan-bilangan ini mengukur jarak ke kanan atau jarak ke kiri (jarak berarah) dari suatu titik tetap yang disebut titik asal dan diberi label 0. Walaupun kita tidak mungkin memperlihatkan semua label itu. Tiap titik memang mempunyai sebuah label tunggal bilangan real. Bilangan ini disebut koordinat titik tersebut dan garis koordinat yang dihasilkan dirujuk sebagai garis real.
            Terdapat lambang-lambang baku untuk menganalisis kelas-kelas bilangan yang sejauh ini telah dibahas. Mulai sekarang, N akan menyatakan himpunan bilangan asli (bilangan bulat positif), Z (dari bahasa Jerman, Zahlen) akan menyatakan himpunan bilangan bulat Q (hasil bagi bilangan bulat) menyatakan himpunan bilangan rasional, dan R himpunan bilangan real.
N ⊆ Z ⊆ Q ⊆ R
Di sini, adalah lambang himpunan bagian, dibaca “adalah himpunan bagian dari”. Pernyataan A B berarti bahwa setiap elemen A juga merupakan elemen B.
            Anda mungkin ingat bahwa sistem bilangan itu masih dapat diperluas lebih jauh lag ke bilangan-bilangan kompleks. Ini adalah bilangan-bilangan yang berbentuk a + bi, dengan a dan b adalah bilangan-bilangan real, dan i = √-1. Bilangan-bilangan kompleks akan jarang digunakkan dalam buku ini. Sesungguhnya, jika disebutkan suatu bilangan tanpa penjelasan khusus. Anda dapat menganggap bahwa yang dimaksudkan adalah bilangan real. Bilangan-bilangan real merupakan karakter utama dalam kalkulus.

EMPAT OPERASI ARITMETIKA    Diberikan dua bilangan real x dan y, kita dapat menambahkan atau mengalikan keduanya untuk memperoleh dua bilangan real baru x + y dan x . y (cukup ditulis sebagai xy). Penambahan dan perkalian mempunyai sifat-sifat yang telah dikenal berikut. Kita menyebutnya sifat-sifat medan.

SIFAT-SIFAT MEDAN
1.    Hukum Komutatif. x + y =  y + x dan xy = yx
2.    Hukum Asosiatif. x + (y + z) = (x + y) + z dan x(yz) = (xy)z
3.    Hukum Distribusi. x(y +z) = xy +xz
4.    Elemen-elemen Identitas. Terdapat dua bilangan real yang berlainan 0 dan 1 yang memenuhi x + 0 = x dan x . 1 =  x untuk setiap bilangan real x.
5.    Balikan (Invers). Setiap bilangan x mempunyai balikan penambahan (disebut juga negatif), -x, yang memenuhi x + (-x) = 0. Juga, setiap bilangan x kecuali 0 mempunyai  balikan perkalian (disebut juga kebalikan), x-1, yang memenuhi x . x-1 = 1.
Pengurangan dan pembagian didefinisikan dengan
x – y = x + (-y)
dan
x/y = x . y-1
Selama y ≠ 0. Pembagian dengan 0 tidak terdefinisikan.
            Dari fakta-fakta dasar ini, banyak fakta lain yang menyusul. Hampir semua aljabar pada akhirnya berpatokan pada lima sifat medan, definisi pembagian dan pengurangan tersebut, dan sedikit logika.

SEDIKIT LOGIKA     Hasil penting dalam matematika disebut teorema, dan Anda akan menemukan banyak teorema dalam buku ini. Teorema-teorema yang sangat penting muncul dalam naskah ini dengan label Teorema dan biasanya diberi nama (misalnya, Teorema Phytagoras). Teorema lainnya muncul dalam soal-soal yang diperkenalkan dalam kalimat tujukkan/perlihatkan bahwa atau buktikan bahwa. Berlawanan dengan aksioma atau definisi yang kebenarannya telah dianggap pasti, teorema memerlukan pembuktian.
            Teorema dapat dinyatakan dalam bentuk “Jika P maka Q” atau dapat dinyatakan ulang sehingga mempunyai bentuk ini. Seringkali ini disingkat dengan P Q. Kita menamakan P sebagai hipotesis dan Q sebagai kesimpulan teorema tersebut. Pembuktian terdiri dari peragaan bahwa P perlu mengimplikasikan Q.
            Para mahasiswa tingkat pertama (dan beberapa mahasiswa yang lebih tinggi) mungkin mengalami kesulitan membedakan P Q dengan kebalikannya Q P. Jelas, kedua pernyataan ini tidak setara. Contohnya: “Jika Adi adalah orang Maluku, maka ia adalah orang Indonesia.” Merupakan pernyataan yang benar, akan tetapi kebalikannya: “Jika Adi adalah orang Indonesia, maka ia orang Maluku.” jelas pernyataan yang salah.
            Ingkaran (negasi) pernyataan P ditulis sebagai ~P. Misalnya, jika P adalah pernyataan “Hari ini sedang hujan,” maka ~P berarti “Hari ini tidak sedang hujan.” Pernyataan ~Q ~P disebut kontrapositif dari pernyataan P Q dan setara dengan P Q. “Setara dengan” berarti bahwa P Q dan ~Q ~P keduanya benar atau keduannya salah. Sebagai contoh: “Jika Adi orang Maluku, maka ia orang Indonesia,” juga berarti “Jika Adi adalah bukan orang Maluku, maka Adi bukan orang Indonesia.”
            Karena sebuah pernyataan dan kontrapositifnya setara, kita dapat membuktikan sebuah teorema dalam bentuk “jika P maka Q” dengan membuktikan kontrapositifnya “jika ~Q maka ~P.” Jadi untuk membuktikan P Q, kita dapat mengandaikan ~Q dan mencoba menyimpulkan ~P. Berikut contoh sederhana.

CONTOH 1    Jika n2 adalah genap, maka n adalah genap.
Bukti kontrapositif dari kalimat ini adalah, “Jika n tdak genap maka n2 tidak genap,” yang setara dengan “Jika n ganjil, maka n2 juga ganjil.” Kita akan membuktikan kontrapositif. Jika n ganjil, maka terdapat sebuah bilangan bulat k sedemikian rupa sehingga n = 2k + 1. Maka,
                n2 = (2k + 1)2 = 4k2 + 4k + 1 = 2(2k + 2) + 1
Oleh karena itu, n2 sama dengan satu lebihnya dari dua kali sebuah bilangan bulat. Maka n2 adalah ganjil.
            Hukum Excluded Middle berbunyi “Salah satu di antara R atau ~R, tetapi bukan keduanya.” Suatu bukti yang dimulai dengan menganggap bahwa kesimpulan sebuah teorema adalah salah dan dilanjutkan untuk memperlihatkan bahwa anggapan ini menuju pada sebuah kontradiksi disebut pembuktian dengan kontradiksi.
Terima kasih sudah berkunjung. Semoga bermanfaat!



You Might Also Like

0 comments

Popular Posts